2.1.1. Administrasi Kabupaten Jepara
Jepara sebagai salah satu kabupaten di Jawa Tengah terletak pada 5°43`20,67” sampai 6°47`25,83” LS dan 110°9`48,02” sampai 110°58`37,40” BT. Ketinggian permukaan tanah dari permukaan air laut mulai dari 0 m sampai dengan 1.301 m. Batas administrasi Kabupaten Jepara adalah:
Sumber: Bappeda, 2008
Jumlah penduduk Kabupaten Jepara tahun 2009 adalah sebanyak 1.107.973 jiwa yang terdiri dari 557.576 laki-laki (50,32%) dan 550.397 perempuan (49,68%). Jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Tahunan yang mencapai (98.052 jiwa atau 8,85%) dan Jumlah penduduk paling sedikit merupakan Kecamatan Karimunjawa (8.823 jiwa atau 0,80%). Kepadatan penduduknya pada tahun 2009, Kabupaten Jepara mencapai 1.103 jiwa per km2. Penduduk terpadat berada di Kecamatan Jepara (3.136 jiwa per km2), sedangkan kepadatan terendah berada di Kecamatan Karimunjawa (124 jiwa per km2).
Sumber: Bappeda, 2008
2.1.1. Demografi
Jumlah penduduk Kabupaten Jepara tahun 2009 adalah sebanyak 1.107.973 jiwa yang terdiri dari 557.576 laki-laki (50,32%) dan 550.397 perempuan (49,68%). Jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Tahunan yang mencapai (98.052 jiwa atau 8,85%) dan Jumlah penduduk paling sedikit merupakan Kecamatan Karimunjawa (8.823 jiwa atau 0,80%). Kepadatan penduduknya pada tahun 2009, Kabupaten Jepara mencapai 1.103 jiwa per km2. Penduduk terpadat berada di Kecamatan Jepara (3.136 jiwa per km2), sedangkan kepadatan terendah berada di Kecamatan Karimunjawa (124 jiwa per km2).
Peta Kepadatan Penduduk Kabupaten Jepara, 2009
2.1.1. Kondisi Infrastruktur dan Fasilitas
· Listrik
Kebutuhan energi listrik di Kabupaten Jepara terus diperlukan sejalan dengan roda perekonomian daerah. Energi listrik pada tahun 2009 sebagian besar dimanfaatkan/ digunakan oleh rumah tangga yaitu 73,51%. Sedangkan untuk jumlah energi listrik yang terjual selama tahun 2009 adalah 326.536.423 KWH atau naik sebesar 4,95 persen dari tahun sebelumnya (PLN Ranting Jepara tahun 2009). Berdasarkan data dari atas menunjukkan bahwa tingkat pemenuhan energy listrik sudah menyebar rata hampir ke seluruh wilayah di Kabupaten Jepara. Infrastruktur listrik di kabupaten ini sudah merata peneyebarannya karena dapat dinikmati hampir seluruh penduduk.
· Air Minum
Sesuai PDAM Kabupaten Jepara tehun 2009 kebutuhan air minum yang disalurkan oleh PDAM di Jepara tahun 2009 mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena bertambahnya jumlah pelanggan dari 21.013 meningkat 22.248 pelanggan atau naik 5,88 persen. Sedangkan untuk nilai produksi tahun 2009 sebesar Rp 10,34 milyar atau naik 12,17 persen dibanding tahun sebelumnya
· (Perhubungan (Jalan)
Panjang jalan kabupaten tercatat sepanjang 729,305 km. Jika dilihat dari kondisi jalan, sebagian besar (88,37 persen) yaitu sepanjang 644,462 km dalam keadaan baik, sedangkan 54,351 km dalam kondisi sedang dan sisanya (30,492 km) rusak. Di Kabupaten Jepara juga terdapat jalan propinsi sepanjang 77,04 km. Jembatan sebagai sarana penunjang transportasi, pada tahun 2009 terdapat sebanyak 368 buah dengan rincian 206 buah dikuasai oleh DPU Kabupaten Jepara, dari 162 buah dikuasai DPU Bina Marga Propinsi Jawa Tengah (Dinas Pekerjaan Umum dan Energi Sumberdaya Mineral Kab.Jepara tahun 2009).
· Pos dan Telekomunikasi
Jumlah pelanggan telepon tahun 2009 sebanyak 13.602, turun 8,19 persen dibanding tahun sebelumnya. Sedangkan telepon umum di Jepara tinggal 1 buah dan wartel terdapat 238 buah. Sedangkan untuk pos sendiri masih cukup banyak digunakan oleh masyarakat di kabupaten Jeparauntuk mengirim paket kilat atau kiriman ke luar negri.
· Akomodasi Pariwisata
Selain memiliki objek wisata unggulan, kabupaten Jepara juga harus menyediakan akomodasi pariwisata yang dapat menunjang pembangunan dan pendayagunaan potensi kepariwisataan di kabupaten ini. Berdasarkan Dinas Pariwisat dan Kebudayaan Kabupaten Jepara tahun 2009 banyaknya sarana akomodasi pariwisata di Kabupaten Jepara tercatat sebanyak 37 unit yang terdiri dari 2 hotel berbintang dan 8 hotel melati serta 27 unit lainnya, dengan 523 kamar dan 1.050 tempat tidur.
· Sarana Pendidikan
Berdasarkan data dari kantor Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga dan Kantor Departemen Agama Kabupaten Jepara, pada tahun 2009 tercatat ada 762SD/MI baik negeri maupun swasta. Untuk sekolah setingkat SLTP (SMP dan MTs), tercatat sebanyak 162 sekolah baik negeri maupun swasta. Untuk sekolah menengah umum (SMA dan Aliyah) baik negeri maupun swasta tercatat sebanyak 71 sekolah dengan sedangkan untuk sekolah menengah kejuruan (SMK) baik negeri maupun swasta tercatat sebanyak 25 sekolah.
· Sarana Kesehatan
Pada tahun 2009 di Kabupaten Jepara terdapat 6 RSU, 21 puskesmas, 45 puskesmas pembantu dan 41 balai pengobatan. Selain itu sarana kesehatan lain yang berupa tenaga kesehatan adalah 63 dokter (umum dan spesialis), 302 bidan dan 222 tenaga paramedis. Fasilitas kesehatan lainnya adalah apotik dan toko obat yang tersebar di seluruh Kabupateb Jepara.
· Sarana peribadatan
Banyaknya tempat peribadatan di Kabupaten Jepara pada tahun 2009 mencapai 4.546 buah, terdiri atas : masjid, langgar dan musholla 96,90 persen; dan sisanya (3,10 persen) terdiri dari gereja protestan/katolik, vihara dan pura.
· Kegiatan Ekonomi
Berdasarkan perhitungan PDRB atas dasar harga berlaku dapat menjelaskan besamya peran masing-masing sektor ekonomi di Kabupaten Jepara. Dapat terlihat sektor unggulan pertama adalah industri pengolahan sebesar 2.202.992,66 pada tahun 2009. Kemudian sektor pertanian sebesar 1.787.693,15 dan sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 1.708.675,71 pada tahun 2009. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat diketahui bahwa ketiga sektor yaitu sektor industri pengolahan, sektor pertanian serta sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan andalan utama Kabupaten Jepara saat ini karena kontribusinya cukup besar.
· Industry kecil,
Indu Industri kecil yang terdapat di Kabupaten Jepara yaitu industri tenun ikat, monel, rotan, anyaman bambu, keramik/gerabah, kuningan, serta mainan anak-anak
· Ukir
Indus Industri mebel ukir yang saat ini berkembang menjadi industri furniture merupakan industri andalan kabupaten Jepara. Bahkan tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa industri mebel ukir merupakan pilar penyangga, atau bahkan nafas kehidupan bagi warga masyarakat Jepara. Indikator sederhana untuk melihat betapa berperannya sektor ini nampak pada penyerapan tenaga kerja pada tahun 2001 tercatat sebayak 85.250 tenaga kerja yang terserap pada mebel.
· Wisata Air Terjun Songgo Langit di kecamatan Kembang
· Perikanan
a. tambak udang dan perikanan air tawar
b. penangkapan ikan laut
PDRB per kapita dapat memberikan informasi mengenai kemampuan masyarakat dalam menghasilkan nilai tambah dalam satu tahun. Gambaran mengenai PDRB per kapita merupakan salah satu indikator kesejahteraan masyarakat suatu daerah. PDRB per kapita didapatkan dari angka PDRB dibagi penduduk pertengahan tahun. Karena adanya perubahan metodologi dalam perhitungan penduduk, dalam publikasi ini dilakukan penyempurnaan data penduduk sehingga data PDRB per kapita pun dikoreksi dengan data terbaru. Berikut merupakan tabel perkembangan PDRB per Kapita Kabupaten Jepara.
Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kabupaten Jepara Tahun
2000-2009 (Rupiah)
Tahun | PDRB Per Kapita | |
Atas Dasar Harga Berlaku | Atas Dasar Harga Konstan | |
2000 | 2.901.897,63 | 2.901.897,63 |
2001 | 3.309.266,61 | 2.968.721,41 |
2002 | 3.667.279,49 | 3.042.948,47 |
2003 | 3.965.485,32 | 3.111.532,02 |
2004 | 4.271.612,28 | 3.189.016,18 |
2005 | 4.818.856,23 | 3.275.677,45 |
2006 | 5.365.759,50 | 3.359.013,36 |
2007 | 6.025.264,11 | 3.467.371,77 |
2008 | 6.834.994,00 | 3.566.052,23 |
2009 | 7.406.518,00 | 3.687.308,59 |
Sumber : PDRB Kabupaten Jepara 2009
Perkembangan PDRB per kapita atas dasar harga berlaku di Kabupaten Jepara menunjukkan adanya peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008 PDRB per kapita atas dasar harga berlaku mencapai angka sebesar 6.834.994,00 rupiah, tahun 2009 menjadi 7.406.518 rupiah atau naik sebesar 108,36%. Demikian juga PDRB per kapita atas dasar harga konstan dalam kurun waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir selalu mengalami kenaikan meskipun kenaikannya tidak sebesar harga berlaku.
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Jepara, Propinsi Jawa Tengah dan
Nasional Tahun 2001-2009 (Persen)
Tahun | Kabupaten Jepara | Propinsi Jawa Tengah | Nasional |
2001 | 3,70 | 3,59 | 3,64 |
2002 | 4,01 | 3,55 | 4,50 |
2003 | 3,76 | 4,98 | 4,78 |
2004 | 4,00 | 5,13 | 5,03 |
2005 | 4,23 | 5,35 | 5,03 |
2006 | 4,19 | 5,33 | 5,51 |
2007 | 4,74 | 5,59 | 6,28 |
2008 | 4,49 | 5,47 | 6,06 |
2009 | 5,02 | 4,71 | 4,51 |
Sumber : PDRB Kabupaten Jepara 2009
Berdasarkan penghitungan dengan menggunakan tahun dasar 2000, Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Jepara tahun 2009 secara agregat melaju sebesar 5,02%. Laju pertumbuhan ekonomi tersebut lebih tinggi dibanding dengan pertumbuhan tahun sebelumnya (2008) sebesar 4,49%. Laju pertumbuhan tersebut juga lebih tinggi dibanding laju pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah yang sebesar 4,71% dan Nasional sebesar 4,51%
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku dan
Konstan 2000 Serta Perkembangannya Tahun 2000-2009 (Jutaan Rupiah)
T A H U N | HARGA BERLAKU | HARGA KONSTAN 2000 | ||
Besarnya | Perkembangan % | Besarnya | Perkembangan % | |
2000 | 2.811.831,44 | 100,00 | 2.811.831,44 | 100,00 |
2001 | 3.250.361,67 | 115,60 | 2.915.878,17 | 103,70 |
2002 | 3.655.056,45 | 129,99 | 3.032.806,33 | 107,86 |
2003 | 4.010.481,69 | 142,63 | 3.146.838,58 | 111,91 |
2004 | 4.383.716,47 | 155,90 | 3.272.708,72 | 116,39 |
2005 | 5.018.164,13 | 178,47 | 3.411.159,47 | 121,31 |
2006 | 5.677.316,96 | 201,91 | 3.554.051,11 | 126,40 |
2007 | 6.468.910,34 | 230,06 | 3.722.677,82 | 132,39 |
2008 | 7.455.878,02 | 265,16 | 3.889.988,85 | 138,34 |
2009 | 8.206.221,97 | 291,85 | 4.085.438,36 | 145,29 |
Sumber : PDRB Kabupaten Jepara 2009
Dari tabel di atas terlihat bahwa PDRB Kabupaten Jepara pada tahun 2009 harga berlaku sebesar Rp 8.206.221,97 juta atau sebesar Rp 8.206,22 milyar. Selama kurun waktu 10 (sepuluh) tahun (2000 sampai dengan 2009) PDRB Kabupaten Jepara mengalami kenaikan 2,92 kali (tahun 2000 = Rp 2.811,83 milyar) dan secara konstan berkembang 1,45 kali.
Pertumbuhan ekonomi APBD Jepara mengacu pada APBN yang mengasumsikan pertumbuhan ekonomi pada 2011 sebesar 6,3 persen. Angka itu sangat dari jauh capaian dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2007, pertumbuhan ekonomi di Jepara sebesar 4,74 persen, lalu menjadi 4,49 persen pada tahun 2008, dan 5,02 persen pada tahun 2009. Pada saat yang sama, pertumbuhan ekonomi di tingkat provinsi adalah 5,59 lalu 5,47 dan 4,71. Sedangkan secara nasional berada pada angka 6,28, lalu 6,06, dan 4,51. Sejak tahun 2001, hanya pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi di Jepara tercatat di atas capaian provinsi dan nasional. Selebihnya pada rentang waktu itu, hampir tiap tahun pertumbuhan ekonomi Jepara selalu di bawah provinsi dan nasional
- Sosial Budaya
Potensi sosial budaya masyarakat Jepara yang mempunyai orientasi pengembangan pada wilayah pantai cukup banyak. Potensi budaya tearsebut meliputi kebijakan pemerintah, lokasi peninggalan sejarah yang sekaligus difungsikan sebagai cagar budaya, upacara tradisional dengan nilai-nilai kebaharian yang dijasikan sebagai daya tarik wisatawan, kerajinan yang berakar pada budaya laut serta tempat-tempat wisata yang dimungkinkan sebagai arena dunia fantasi yang mempunyai lokasi di laut. Selain berasal dari laut, kesenian budaya di Jepara yang terkenal adalah seni ukirnya terutama ukiran bunga. Kerajinan ukir mebel khas Jepara ini tersebar merata hampir di seluruh kecamatan dengan ciri khas masing-masing. Pusat perdagangan seni ukir Jepara dengan motif bunga biasanya terdapat di daerah Ngabul, Senenan, Tahunan, Pekeng, Kalongan, dan Pemuda.
Hampir setiap perajin di daerah tersebut cukup ahli dalam membuat ukiran bunga pada mebel mereka. Mulai bunga sepatu, bunga matahari, bunga anggrek. Bahkan, bunga edelweis yang pengerjaannya sulit karena bentuknya kecil pun dapat dipesan dan dikerjakan dengan baik di wilayah ini.
Sejarah Jepara menunjukkan bahwa pada tahun 1470 Jepara merupakan kota pantai yang baru dihuni oleh 90-100 orang serta dipimpin oleh Aryo Timur. Dengan ketekunan, keuletan, ketabahan dan kegigihannya, Aryo Timur berhasil mengembangkan kota pantai kecil yang dikelilingi benteng berupa kayu dan bambu ini, menjadi sebuah bandar yang cukup besar. Di Kabupaten Jepara saat ini terdapat empat situs bersejarah. Kebesaran Kabupaten Jepara pada masa lalu serta potensi sosial budaya dan ekonomi yang dimiliki, saat ini dihadapkan pada perubahan yang dinamis dalam konteks globalisasi pada satu sisi, dan kecenderungan menguatnya semangat otonomi daerah pada sisi yang lain, menuntut adanya paradigma pembangunan yang adaptatif terhadap dua kutub kecenderungan tersebut sebagai upaya untuk menempatkan Kabupaten Jepara tetap menjadi Kabupaten yang terkemuka.