BAB III
RANCANGAN KEGIATAN
3.1. Tahapan Persiapan Survey
Sebelum melakukan survei di wilayah studi diperlukan persiapan sebagai tahap prasurvei. Tahap ini merupakan awal dari rancangan kegiatan yang akan dilakukan. Tahap persiapan survei berfungsi untuk memberikan gambaran apa saja yang akan dilakukan waktu survei lapangan. Berikut ini tahapan persiapan survei yang akan dilakukan untuk di wilayah studi, yaitu:
a. Penentuan wilayah studi;
b. Penentuan karakteristik wilayah studi;
c. Penentuan tujuan dan sasaran;
d. Penentuan kajian teori sebagai dasar penyusunan laporan;
e. Penyusunan kebutuhan data;
f. Penyusunan perizinan;
g. Penyusunan timeline, jadwal kegiatan serta penentuan peralatan survei;
h. Penentuan wilayah amatan survey berdasarkan potensi wilayah studi;
i. Pembagian kerja kepada setiap anggota sehingga pekerjaannya lebih terarah;
j. Penentuan struktur organisasi.
3.2. Identifikasi Kebutuhan Data
Identifikasi kebutuhan data dapat dilihat http://kitakelompok4.blogspot.com/p/kebutuhan-data.html
3.3. Metode dan Teknik yang Digunakan
3.3.1 Pengumpulan Data
Pada saat pengumpulan data untuk mengetahui data yang dibutuhkan maka diperlukan metode dan teknik yang tepat yang digunakan untuk memperolehnya. Melalui data yang diperoleh dari pengumpulan tersebut akan digunakan dalam penyusunan kerangka logis yang dapat berbentuk data kuantitatif dan data kualitatif. Data-data tersebut nantinya diharapkan dapat memberikan gambaran singkat tentang kondisi yang eksisting wilayah studi sehingga dapat mengungkapkan potensi dan permasalahan yang terjadi di dalamnya. Melalui cara ini maka akan diketahui harapan yang diharapkan yang seharusnya terjadi di wilayah studi.
Berdasarkan data dan analisis yang telah ditemukan, maka ditentukan potensi dan permasalahan dari setiap sektor yang termasuk dalam ruang lingkup perencanaan. Pemilihan permasalahan tersebut didasarkan pada kriteria permasalahan mana yang bersifat darurat, berdampak luas dan dalam waktu yang cukup panjang.
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam melengkapi tabel kebutuhan data di Desa Senenan, Kecamatan Tahunan adalah :
3.2.2.1. Pengumpulan Data Primer
Yaitu mengumpulkan data dari hasil obsevasi langsung di lapangan dengan mempelajari dan mengamati keadaan fisik wilayah tersebut dan melakukan wawancara kepada instansi terkait di Kabupaten Jepara khususnya Kecamatan Tahunan, juga wawancara terhadap penduduk yang dapat memberikan informasi mengenai potensi dan permasalahan di wilayah studi.
- Metode Observasi/Survey
Cara ini dilakukan untuk mengetahui kondisi eksisting secara fisik yang ada di wilayah studi juga untuk mengenali dan mengidentifikasi potensi dan permasalah di Desa Senenan. Melalui metode ini, maka data yang diperoleh dalam bentuk dokumentasi atau pun foto.
- Metode Wawancara
Metode ini digunakan untuk mengetahui siklus perdagangan yang di Desa Senenan yang menjadi pusat etalase di Kecamatan Tahunan, aspek historis dari pusat ukiran Kabupaten Jepara yang ada di Desa Senenan juga untuk mengetahui asal dari tenaga kerja yang bekerja di Desa Senenan. Metode ini dipilih karena dengan metode ini diharapkan dapat memberi informasi yang lebih mendetail terhadap kebutuhan data yang ingin diperoleh. Responden yang ingin diwawancarai adalah orang atau instansi yang memiliki kaitan langsung dengan jenis data yang dibutuhkan.
3.2.2.2. Pengumpulan Data Sekunder
Yaitu mengumpulkan data-data yang sudah diketahui sumbernya serta memiliki keterkaitan dengan masalah yang dibahas dalam laporan ini. Data-data ini diperoleh dari berbagai literatur, internet, serta dari instansi-instansi terkait seperti Bappeda, Kantor Kecamatan Tahunan , Disperindag dan Kantor Desa Senenan yang tercakup dalam wilayah studi. Kajian literature ini digunakan untuk memperoleh data dengan cara mencari di kajian literatur adalah langkah awal yang harus dilakukan untuk mengenali wilayah studi.
3.3.2. Pengolahan Data
Data yang telah diperoleh kemudian diolah agar dapat digunakan sesuai dengan jenis data yang dibutuhkan. Data yang dibutuhkan untuk mengetahui potensi dan permasalahan kemudian diolah dengan menggunakan analisis data yang sesuai untuk menghasilkan data yang dibutuhkan. Data yang dibutuhkan disesuaikan dengan tabel kebutuhan data.
3.3.3. Tahapan Analisis Data
Data-data yang diperoleh dari hasil survei setelah melalui tahap kompilasi data, selanjutnya siap diolah berdasarkan analisis tertentu sesuai dengan fungsi masing-masing data. Dalam tahapan analisis ini, metode analisis yang digunakan, yaitu:
3.3.3.1. Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif ini digunakan apabila data-data yang dianalisis berupa sekumpulan data yang dapat dihitung dan outputnya pun berupa data angka. Analisis kuantitatif ini seperti analisis proyeksi penduduk, analisis kepadatan penduduk, analisis sex ratio, analisis angka ketergantungan penduduk serta analisis-analisis lainnya, biasanya menggunakan rumus-rumus tertentu untuk menghasilkan data yang diinginkan.
3.3.3.2. Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif ini digunakan pada data yang tidak dapat diterjemahkan dalam bentuk angka sehingga mana output yang dihasilkan berupa interpretasi dalam bentuk pernyataan. Jenis analisis kualitatif yang digunakan dalam kegiatan ini adalah:
a) Analisis Deskriptif Kualitatif
Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan dan memberikan penjelasan dan gambaran wilayah studi secara lengkap dan mendetail. Misalnya untuk menjelaskan keadaan demografi, keadaan sosial maupun ekonomi yang ada di Desa Senenan.
b) Analisis Deskriptif Komparatif
Analisis deskriptif komparatif digunakan untuk membandingkan antara kondisi eksisting Desa Senenan dengan kebijakan pembangunan yang ada di wilayah tersebut. Kebijakan pembangunan tersebut tertuang dalam RTRW dan RDTRK Kota Jepara.
Analisis ini digunakan untuk melihat keterkaitan antara data yang bisa mempresentasikan isu-isu yang ada di Desa Senenan. Pelaksanaan analisis ini akan menghasilkan peramalan data berupa proyeksi, prediksi dan bisa juga berupa spekulasi pada masa yang akan datang sesuai data-data time series yang diperoleh. Selain itu dari data yang telah diperoleh juga dapat terlihat potensi apa saja yang dimiliki oleh Desa Senenan, baik potensi sumber daya alam, sumber daya manusia maupun potensi dalam bidang-bidang tertentu seperti perdagangan dan industri.
Instrumen analisis yang digunakan untuk mendukung proses analisis antara lain :
a) Analisis SWOT
Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities and Threats) merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui potensi dan kelemahan yang dimiliki Desa Senenan. Apabila telah mengetahui potensi dan kelemahan, selanjutnya dapat dirumuskan beberapa strategi yang sesuai untuk mengatasi kelemahan tersebut dengan mengandalkan potensi yang ada di Desa Senenan.
b) Analisis Prioritas (skoring dan pembobotan)
Strategi-strategi yang terbentuk dari hasil analisis SWOT kemudian diberi bobot dan skor sebagai dasar penilaian tingkat efektivitas dan kepentingan strategi tersebut. Hal ini bertujuan untuk mengetahui dan memilih strategi paling tepat yang menjadi prioritas penerapan dalam perencanaan Desa Senenan.
3.3.4. Tahapan Penyajian Hasil Analisis
Hasil dari analisis yang telah dilakukan kemudian akan disajikan dalam bentuk tabel, grafik, peta dan laporan yang disusun untuk memberikan kemudahan dalam penyampaian mengenai kondisi eksisting Desa Senenan, beserta permasalahan dan potensi yang dimiliki. Foto-foto atau pun video yang berhasil didapatkan akan disajikan sebagai pendukung laporan tertulis yang nantinya akan menjadi dasar dari proses perencanaan untuk memajukan produksi perdagangan industri meubel dan kesenian relief di Desa Senenan tanpa merusak kondisi lingkungan di desa itu sendiri. Penyajian hasil analisis data-data masukan ini merupakan hasil penyusunan yang dapat menggambarkan kondisi saat ini dan peramalan kondisi yang akan datang wilayah studi. Dengan demikian, untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran, hasil analisis disajikan dalam format yang menarik dan sederhana namun tetap terstruktur sehingga mudah untuk dimengerti atau dipahami orang awam.
3.4. Preparat atau Alat Bantu Untuk Kegiatan Lapangan
3.4.1. Alat Bantu
Dalam melakukan survey lapangan diperlukan adanya alat bantu guna mendukung kegiatan survey tersebut. Terdapat beberapa alat bantu yang dibutuhkan antara lain :
1. Kamera 2. Handycam 3. Tripot 4. Papan Jalan 5. Pulpen 6. Alat Perekam Suara | 7. Kertas 8. Lembar Wawancara 9. Motor 10. Printer 11. Laptop 12. Rol Kabel |
3.4.2. Panduan Wawancara
Metode survei yang digunakan dalam teknik survei ini adalah wawancara. Wawancara yang dilakukan bertujuan untuk memperoleh kelengkapan informasi langsung dari narasumber berkaitan dengan permasalahan perencanaan yang ada wilayah studi. Wawancara yang disusun dispesifikasikan menjadi wawancara aspek historis, wawancara aspek produksi, wawancara aspek finishing, dan wawancara aspek pemasaran relief dan pemasaran di daerah etalasenya.
Beberapa narasumber yang akan diwawancarai antara lain terdiri dari :
a) Tokoh masyarakat yang ada di Desa Senenan
Wawancara dalam aspek historis seni relief. Narasumber yang diwawancarai sebanyak 2-3 orang.
b) Tenaga kerja industri ukir dan relief
Wawancara dalam bidang produksi, finishing, dan pemasaran dengan jumlah narasumber yang akan diwawancarai sebanyak 8 orang.
c) Tenaga kerja industri meubel di daerah etalase
Wawancara dalam bidang finishing dan pemasaran dengan jumlah narasumber yang akan diwawancarai sebanyak 7 orang untuk masing-masing bidang wawancara.
d) Tenaga kerja industri meubel di lokasi industri
Wawancara dalam hal proses produksi hingga pemasaran produk seni ukir dengan jumlah narasumber yang akan diwawancarai sebanyak 7 orang.
e) Pengusaha industri meubel di lokasi industri
Wawancara dalam hal perkembangan bengkel ukir meubel dengan jumlah narasumber yang akan diwawancarai sebanyak 3 orang.
f) Pengusaha industri relief
Wawancara dalam hal produksi, dan pemasaran produk seni relief dengan jumlah narasumber yang akan diwawancarai sebanyak 3 orang.
g) Pengusaha meubel di daerah etalase
Wawancara dalam hal pemasaran seni ukir dengan jumlah narasumber yang akan diwawancarai sebanyak 5 orang.
Untuk teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel bertujuan atau purposive sample dan pendekatan partisipatif dalam metode pengumpulan data melalui wawancara. Sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu (Suharsimi Arikunto, 1991 : 127).
Justifikasi dalam menentukan jumlah sample wawancara di atas berdasarkan bahwa tidak ada ketentuan ataupun ketetapan yang mutlak berapa persen sampel harus diambil dari populasi dalam wawancara (Hadi, 1986 : 73). Untuk itu diperlukan sebuah prosedur tertentu yang bisa dijadikan kepastian rata-rata untuk mengambil besar sampel yang dibutuhkan yang dapat mewakili dari informasi yang diperlukan seperti telah menemukan asumsi yang sama dari beberapa narasumber yang diwawancarai sehingga tidak perlu menentukan narasumber dalam jumlah yang banyak seperti kuisioner. Oleh karena penentuan jumlah sampel wawancara tidak ada parameter yang pasti, maka teknik sampling yang digunakan adalah nonprobability, yaitu purposive sampling (pengambilan sampel cara bertujuan, untuk metode wawancara penelitian).
Tanggapan atau hasil wawancara nantinya akan dipadukan dengan data sekunder, sehingga diperoleh analisis holistik tentang pengaruh ukir meubel dan relief terhadap terbentuknya aktivitas perkotaan di Desa Senenan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar