2.1. Konteks Wilayah
Konstelasi wilayah merupakan kedudukan wilayah studi terhadap wilayah lain yang lebih luas. Hal ini dilakukan agar wilayah studi lebih jelas posisi dan kedudukannya. Kedudukan wilayah studi ini dilihat dari dua sisi, yaitu kedudukan secara internal dan kedudukan secara eksternal.
2.1.1. Keadaan Eksternal
Konstelasi wilayah eksternal merupakan kedudukan wilayah studi yang dilihat berdasarkan wilayah yang lebih luas. Berdasarkan kondisi eksternal ini, Desa Senenan dilihat pada wilayah yang lebih luas, yaitu Kecamatan Tahunan dan Jepara.
Kedudukan Desa Senenan di Kecamatan Tahuan merupakan desa yang termasuk menonjol karena desa ini merupakan daerah etalase meubel yang citranya dimiliki juga oleh Kecamatan Tahunan bahkan Kabupaten Jepara. Desa ini juga memiliki daerah untuk melakukan finishing meubel dan tempat penyimpanan yang menampung dalam stok Kecamatan Tahunan dalam barang meubel pemasaran. Desa Senenan yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Jepara ini sangat dekat dengan RS Umum Jepara. Letak RSU memang tidak di dalam Desa Senenan, tetapi jangkauannya mencapai Desa Senanan. Hal ini membantu dalam kelengkapan fasilitas yang dibutuhkan.
Kemudian produksi ukiran relief yang berada di Desa Senenan merupakan satu-satunya tempat di Kebupaten Jepara. Tempatnya tidak terlalu terekspose karena kurang pamor dengan meubel sepanjang Jalan Jepara-Pati. Namun, kekhasan ini sangat menonjol karena hanya satu di Kabupaten Jepara, yaitu di Desa Senenan. Sehingga, jika ingin mencari ukiran relief di Kabupaten Jepara, berarti harus ke Desa Senenan.
Meubel dan ukir merupakan sektor industri. Sektor ini merupakan sektor yang memiliki pengaruh terhadap tingginya PDRB yang didapat Kabupaten Jepara. Sektor yang memiliki pendapatan tertinggi dibandingkan 8 sektor lainnya.
Secara umum rencana pembagian BWK (Bagian Wilayah Kota) lingkungan dan rencana struktur pemanfaatan ruang mempertimbangkan arah kecendrungan perkembangan yang telah terjadi sesuai dengan arahan rencana BWK tersebut. Senenan termasuk BWK IV (bagian Timur-Selatan). BWK IV meliputi beberapa desa, yaitu Desa Krapyak, sebagian Mantingan dan Senenan. Fungsi utama BWK ini adalah sebagian besar berorientasi pada industri kerajinan (karena merupakan daerah perkembangan industri kerajinan di sepanjang Jalan utama), perdagangan dan jasa sertra permukiman. Batas BWK selain ditentukan oleh jaringan jalan juga ditentukan oleh bata wilayah adminisrtratif.
2.1.2. Keadaan Internal
Konstelasi wilayah internal merupakan kondisi dari dalam wilayah studi. Kedudukan internal suatu wilayah ini dapat dilihat dari potensi yang dimiliki. Desa Senenan memiliki potensi dan keunggulan yang menonjol. Desa ini merupakan daerah etalase atau tempat pemasaran meubel. Daerah etalase ini berada di sepanjang Jalan Jepara-Pati. Kemudian, terdapat pula pembuatan ukir relief di sepanjang jalan penghubung RT 01, 02, 04, dan 05 di Desa Senenan. Sebenarnya tidak hanya tempat pembuatan karena sekaligus tempat penjualan walaupun sebagian hasil relief ini juga diperdagangkan di beberapa toko di Jalan Jepara-Pati. Selain sebagai etalase dan relief, terdapat pula tempat yang merupakan finishing dan gudang penyimpanan meubel di Desa Senenan bagian timur.
Kondisi ini sangat membatu perekonomian masyarakat dengan ditunjukkan semakin banyaknya pemukiman di dekat pemasaran dan seni ukir relief. Kemudian, dengan potensi ukir relief ini membuat pendapatan tambahan bagi Desa Senenan sendiri karena menjadi pariwisata dalam kerajinan ukir relief. Potensi ini tidak sampai mempengaruhi PDRB Kabupaten Jepara sehingga hanya berpotensi dalam Desa Senenan saja.
Adanya potensi perdagangan dan industri pada Desa Senenan membutuhkan suatu perencanaan yang tepat dan sesuai. Perencanaan yang tepat tersebut diperlukan agar kedua potensi tersebut dapat berkembang dengan baik dan sesuai dengan karakteristik yang ada.
2.2. Profil Kecamatan Tahunan
Kecamatan Tahunan terletak di sebelah timur ibukota kabupaten Jepara. Jarak Kecamatan Tahunan menuju ibukota kabupaten adalah 7km. Kecamatan tahunan memiliki 15 desa yakni Desa Telukawur, Semat, Platar, Mangunan, Petengkeyan, Sukudono, Langon, Ngabul, Tahunan, Mantingan, Demangan, Tegalsambi, Krapyak, Senenan, dan Kecapi.
Kecamatan Tahunan memiliki luas wilayah seluas 3.890,6 Ha atau sebesar 3,87% dari luas wilayah Kabupaten Jepara. Dominasi penggunaan lahan di wilayah ini merupakan lahan kering yang berupa bangunan dan halaman.
2.2.1. Karakteristik Wilayah
2.2.1.1. Karakteristik Fisik
Karakteristik fisik wilayah makro ini terdiri atas karakteristik fisik alam dan tata guna lahan Kecamatan Tahunan. Berikut adalah karakteristik fisik alam Tahunan:
1. Morfologi dan Topografi
Secara umum, Kecamatan Tahunan terletak pada daerah dataran rendah pantai dan mempunyai ketinggian 0-50 meter di atas permukaan laut.
2. Klimatologi
Iklim di Kecamatan Tahunan termasuk dalam wilayah tropis, sebagaimana kondisi iklim di Indoensia.
3. Aktivitas dan Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan di Kecamatan Tahunan ini cukup beraneka ragam. Namun, secara umum penggunaan lahan ini hanya dibedakan menjadi penggunaan lahan sawah dan lahan kering. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel II.1
Jenis Penggunaan Lahan di Kecamatan Tahunan
No | Jenis Penggunaan Lahan | Luas Lahan (Ha) | |
Lahan Sawah | 1.017,700 | ||
1 | Pengairan Teknis | 230,000 | |
2 | Pengairan ½ Teknis | 133,000 | |
3 | Pengairan Sederhana | 317,000 | |
4 | Pengairan Non PU | 88,700 | |
5 | Tadah Hujan | 294,000 | |
Lahan Kering | 2.872,881 | ||
1 | Bangunan dan Halaman Sekitar | 2.362,224 | |
2 | Tegal | 419,721 | |
3 | Tambak | 7,500 | |
4 | Tanah Lainnya | 83,436 | |
Jumlah | 3.890,581 |
Sumber: BPS Kabupaten Jepara, 2010
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas penggunaan lahan di Kecamatan Tahunan digunakan untuk kegiatan permukiman, yaitu sebesar 2.362,2 ha. Hal ini menunjukkan bahwa di kepadatan penduduk di Kecamatan Tahunan tergolong besar. Dengan data ini maka dapat diketahui aktivitas yang dominan ada di Kecamatan Tahunan dilihat dari penggunaan lahannya.
Sumber: Analisis Kelompok 4 Studio Proses Perencanaan, 2011
Gambar 2.1
Grafik Penggunaan Lahan di Kecamatan Tahunan
4. Infrastruktur dan Fasilitas
Untuk mendukung aktivitas utama di suatu daerah diperlukan beberapa fasilitas pendukung. Adanya fasilitas pendukung tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga aktivitas utama tersebut dapat berjalan lancar. Berikut data fasilitas pendukung yang ada di Kecamatan Tahunan:
· Fasilitas Kesehatan
Tabel II.2
Fasilitas Kesehatan Tiap Desa di Kecamatan Tahunan
Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa di Kecamatan Tahunan sudah memiliki fasilitas kesehatan di setiap desa. Sehingga masyarakat Tahunan dapat memenuhi kebutuhan kesehatan mereka di Kecamatan Tahunan itu sendiri.
· Pendidikan
Tabel II.3
Fasilitas Tiap Desa di Kecamatan Tahunan
Desa | TK | SD/MI | SLTP/MTS | SMA/MA | PERGURUAN TINGGI |
Telukawur | - | 1 | - | - | - |
Semat | - | 1 | - | - | - |
Platar | 1 | 2 | - | - | - |
Mangunan | - | 1 | - | - | - |
Petekeyan | - | 4 | 1 | - | - |
Sukodono | 2 | 3 | - | - | - |
Langon | - | 4 | 1 | - | - |
Ngabul | 3 | 7 | 1 | 1 | - |
Tahunan | 3 | 9 | 4 | 2 | 3 |
Mantingan | 2 | 5 | 1 | 1 | - |
Demangan | 1 | 1 | 1 | - | - |
Tegalsambi | 3 | - | - | - | |
Krapyak | 2 | 5 | - | 1 | - |
Senenan | 3 | 4 | - | - | - |
Kecapi | 4 | 9 | 1 | - | - |
Sumber: BPS Kabupaten Jepara, 2010
Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa Kecamatan tahunan sudah memiliki fasilitas pendidikan di setiap jenjang pendidikan dari TK sampai perguruan tinggi, namun jumlahnya belum dapat mencukupi kebutuhan penduduk.
· Perdagangan
Tabel II.4
Jenis Perdagangan Tiap Desa di Kecamatan Tahunan
Desa | Toko/Kios | Warung | Restoran | Warung Makan |
Telukawur | 14 | |||
Semat | 21 | 7 | ||
Platar | 23 | 4 | ||
Mangunan | 12 | 3 | ||
Petekayan | 5 | 25 | 5 | |
Sukodono | 3 | 24 | 9 | |
Langon | 63 | 2 | 27 | |
Ngabul | 13 | 183 | 2 | 56 |
Tahunan | 21 | 372 | 3 | 101 |
Mantingan | 11 | 25 | 16 | |
Demangan | 9 | 2 | ||
Tegalsambi | 10 | 17 | 1 | 5 |
Krapyak | 12 | 51 | 1 | 31 |
Senenan | 16 | 56 | 1 | 73 |
Kecapi | 3 | 239 | 54 |
Sumber: BPS Kabupaten Jepara, 2010
Tabel di atas menunjukkan banyaknya fasilitas perdagangan di Kecamatan Tahunan. Hal ini berarti kebutuhan masyarakat sudah dapat terpenuhi. Kebutuhan yang dapat terpenuhi menunjukkan bahwa kesejahteraan masyarakat tercapai.
2.2.1.2. Karakteristik Non fisik
1. Demografi
Data Demografi bertujuan untuk mengetahui jumlah penduduk yang tinggal dan beraktifitas di Kecamatan Tahunan. Berikut merupakan jumlah penduduk tiap kelurahan.
Tabel II.5
Jenis Penggunaan Lahan di Kecamatan Tahunan
DESA | Jumlah |
Telukawur | 1.652 |
Semat | 2.263 |
Platar | 2.017 |
Mangunan | 1.731 |
Petekeyan | 5.096 |
Sukodono | 5.512 |
Langon | 6.411 |
Ngabul | 11.918 |
Tahunan | 13.014 |
Mantingan | 10.913 |
Demangan | 2.345 |
Tegalsambi | 4.795 |
Krapyak | 9.694 |
Senenan | 6.143 |
Kecapi | 14.548 |
Sumber: BPS Kabupaten Jepara, 2010
Dari tabel diatas, menunjukkan bahwa jumlah penduduk terbanyak terdapat di Desa Tahunan, yang mencapai 13.014 jiwa.
Tabel II.6
Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2009
Desa | Petani | Buruh Tani | Industri | Perdagangan | Konstruksi | Angkutan | PNS & ABRI |
Telukawur | 99 | 81 | 158 | 16 | 30 | 6 | 22 |
Semat | 93 | 163 | 386 | 11 | 30 | 3 | 31 |
Platar | 114 | 84 | 299 | 38 | 10 | 8 | 16 |
Mangunan | 93 | 103 | 374 | 24 | 9 | 2 | 13 |
Petekeyan | 282 | 545 | 903 | 87 | 3 | 16 | 17 |
Sukodono | 258 | 151 | 1550 | 88 | 3 | 16 | 21 |
Langon | 329 | 293 | 1367 | 88 | 30 | 30 | 36 |
Ngabul | 729 | 380 | 1998 | 619 | 136 | 86 | 297 |
Tahunan | 61 | 38 | 2793 | 591 | 38 | 215 | 854 |
Mantingan | 220 | 255 | 3247 | 177 | 9 | 37 | 51 |
Demangan | 84 | 40 | 676 | 33 | 3 | 2 | 14 |
Tegalsambi | 147 | 48 | 1303 | 110 | 116 | 16 | 35 |
Krapyak | 116 | 37 | 2557 | 542 | 43 | 25 | 123 |
Senenan | 50 | 29 | 1663 | 130 | 68 | 18 | 83 |
Kecapi | 2.447 | 769 | 1516 | 181 | 102 | 15 | 122 |
Sumber: BPS Kabupaten Jepara, 2010
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa penduduk di kecamatan tahunan sebagaian besar bekerja dalam bidang industri kecuali Desa Kecapi.
2. Kondisi Sosial
Data sosial bertujuan untuk mengetahui tingkat kualitas sumberdaya manusia. Hal ini mendukung dalam memajukan perkembangan ekonomi di kecamatan tahunan.
Tabel II.7
Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan Kecamatan Tahunan Tahun 2009
Desa | Perguruan Tinggi | Akademi | SLTA | SLTP | SD | Blm Tamat SD | Blm Pernh Sklah |
Telukawur | 15 | 5 | 41 | 74 | 535 | 363 | 230 |
Semat | 25 | 15 | 191 | 198 | 432 | 561 | 306 |
Platar | 1 | 0 | 55 | 87 | 500 | 648 | 251 |
Mangunan | 8 | 4 | 139 | 241 | 366 | 482 | 81 |
Petekeyan | 9 | 4 | 262 | 237 | 1962 | 1029 | 390 |
Sukodono | 9 | 5 | 215 | 512 | 2095 | 706 | 669 |
Langon | 38 | 31 | 361 | 918 | 1268 | 1414 | 868 |
Ngabul | 33 | 16 | 262 | 927 | 4425 | 2564 | 877 |
Tahunan | 151 | 51 | 1006 | 1840 | 4552 | 2058 | 280 |
Mantingan | 122 | 25 | 425 | 2215 | 3187 | 1900 | 463 |
Demangan | 4 | 2 | 140 | 376 | 802 | 320 | 149 |
Tegalsambi | 57 | 11 | 214 | 319 | 616 | 1150 | 1298 |
Krapyak | 25 | 18 | 970 | 1313 | 1726 | 1976 | 1377 |
Senenan | 23 | 26 | 393 | 598 | 830 | 1918 | 903 |
Kecapi | 40 | 5 | 1158 | 2355 | 3612 | 3484 | 458 |
Jumlah | 560 | 218 | 5382 | 12210 | 26908 | 20573 | 8600 |
Sumber: BPS Kabupaten Jepara, 2010
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk di Kecamatan Tahunan berpendidikan belum tamat SD. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas sumber daya manusia kecamatan tahunan masih buruk, disebabkan karena sedikitnya fasilitas pendidikan di kecamatan tahunan.
Tabel II.8
Jumlah Fasilitas Pendidikan Kecamatan Tahunan Tahun 2009
Desa | TK | SD/MI | SLTP/MTS | SMA/MA | PERGURUAN TINGGI | |
Telukawur | - | 1 | - | - | - | |
Semat | - | 1 | - | - | - | |
Platar | 1 | 2 | - | - | - | |
Mangunan | - | 1 | - | - | - | |
Petekeyan | - | 4 | 1 | - | - | |
Sukodono | 2 | 3 | - | - | - | |
Langon | - | 4 | 1 | - | - | |
Ngabul | 3 | 7 | 1 | 1 | - | |
Tahunan | 3 | 9 | 4 | 2 | 3 | |
Mantingan | 2 | 5 | 1 | 1 | - | |
Demangan | 1 | 1 | 1 | - | - | |
Tegalsambi | 3 | - | - | - | ||
Krapyak | 2 | 5 | - | 1 | - | |
Senenan | 3 | 4 | - | - | - | |
Kecapi | 4 | 9 | 1 | - | - | |
Sumber: BPS Kabupaten Jepara, 2010
3. Kondisi Ekonomi
Berdasarkan data PDRB Kabupaten Jepara tahun 2009 (PDRB Harga Atas Dasar Berlaku Kabupaten Jepara), dan penduduk berdasarkan mata pencaharian menunjukkan bahwa sektor ekonomi yang memiliki peran besar pada kecamatan tahunan untuk kabupaten Jepara adalah sektor industri pengolahan.
4. Aktivitas Perdagangan
Berdasarkan dari tabel jumlah peduduk berdasarkan mata pencaharian Kecamatan Tahunan menunjukkan bahwa adanya aktivitas perdagangan. Keberadaan Aktivitas perdagangan tersebut sebagai aktifitas penduduk dari aktivitas industri kecamatan tahunan. Aktifitas perdagangan ditunjukkan dengan adanya fasilitas toko/kios, restoran, warung makan,serta adanya pasar baik bangunan permanen maupun tidak permanen.
2.3. Profil Desa Senenan
2.3.1. Demografi
Objek dalam perencanaan ialah penduduk, oleh karena itu data demografi diperlukan. Jumlah penduduk Desa Senenan tahun 2009 adalah 6.821 jiwa yang terdiri dari 3.223 laki-laki dan 3.598 perempuan. Kepadatan penduduk Desa Senenan mencapai 2.612 per km². Sebagian besar penduduk Desa Senenan bekerja di sektor industri, jasa dan perdagangan, yang besar penduduknya beragama Islam. Data demografi diperlukan untuk mengetahui pertumbuhan penduduk desa senenan, untuk mengetahui jumlah tenaga kerja yang terserap, dapat mengetahui perbandingan penduduk pendatang dengan penduduk asli yang menjadi pekerja, dan dapat mengetahui bagaimana peningkatan atau penurunan tenaga kerja.
Tabel II.9
Jumlah Penduduk Berdasarkan Klasifikasi Umur Desa Senenan Tahun 2009
Kelompok Umur | Pria | Wanita |
0-4 | 389 | 309 |
5-9 | 394 | 361 |
10-14 | 412 | 326 |
15-19 | 337 | 283 |
20-24 | 246 | 256 |
25-29 | 265 | 263 |
30-34 | 238 | 201 |
35-39 | 218 | 166 |
40-44 | 138 | 132 |
45-49 | 140 | 142 |
50-54 | 147 | 134 |
55-59 | 112 | 99 |
60-64 | 101 | 94 |
60 + | 114 | 126 |
Sumber: BPS Kabupaten Jepara, 2010
2.3.2 Kondisi Infrastruktur dan Fasilitas
1. Jalan
Jalan utama Desa Senenan yang menghubungkan antar desa 3 km, dengan kondisi jalan baik. Di sepanjang jalan ini terdapat fasilitas umum, dan perdagangan.
2. Listrik
Kebutuhan listrik di Desa Senenan digunakan untuk mendukung roda perekonomian daerah. Sebagian besar dimanfaatkan oleh kegiatan perindustrian seni ukir, bidang jasa, perdagangan, dan untuk memenuhi kebutuhan msyarakat. Infrastruktur listrik pada desa ini hampir menyeluruh, hanya ada beberapa rumah penduduk saja yang belum mendapatkan pelayanan.
3. Sarana Pendidikan
Di Desa Senenan terdapat sarana pendidikan baik negri maupun swasta. Terdapat 5 TK, 5 SD, dan 1 Madrasah. Akan tetapi di Desa Senenan ini tidak terdapat sama sekali SMP ataupun SMA .
4. Sarana Kesehatan
Pada tahun 2009 di Desa Senenan terdapat 1 Puskesmas pembantu, 4 poliklinik, 5 posyandu, 1 praktek dokter, 1 bidan, dan 1 dukun bayi . fasilitas lainnya yang terdapat di Desa Senenan adalah 2 apotik. Untuk cakupan Kelurahan, fasilitas kesehatan yang ada ini sudah dapat memenuhi pelayanan masyarakat di Desa Senenan. Selain itu di Desa Bapangan terdapat Rumah Sakit Umum yang juga dapat membantu pelayana
5. Sarana peribadatan
Sarana peribadatan yang terdapat di Desa Senenan pada tahun 2009 adalah 5 masjid, 15 mushola, dan ada 1 gereja dan vihara.
Data infrastruktur dan fasilitas digunakan untuk mengetahui persebaraan fasilitas pendukung aktivitas perkotaan dan mengetahui bagaimana persebaran fasilitas pendukung kondisi perekonomian Desa Senenan.
2.3.4. Kegiatan ekonomi
Berdasarkan data monografi Desa Senenan perekonomian di dominasi oleh sektor industri dan perdagangan. Industri yang ada di Desa Senenan berupa industri relief. Dan untuk perdagangannya adalah penjualan hasil industri meubel.
2.3.5. Sosial dan Budaya
Desa Senenan terdapat lembaga-lembaga masyarakat seperti organisasi perempuan, organisasi pemuda, organisasi profesi, dan LKMD atau sebutan lain. Sedangkan budayanya, Desa Senenan terletak di jalur utama Jepara-Pati sehingga aktivitas perkotaannya lebih terlihat dengan adanya fasilatas umum serta sarana dan prasarana yang memadai. Selain itu adanya kesenian ukir relief yang meerupakan budaya turunan dari generasi ke generasi.2.3.4.