Kamis, 10 Maret 2011

3. DEMOGRAFI, SUMBERDAYA MANUSIA, SOSIAL, BUDAYA

  • DEMOGRAFI

Jumlah penduduk Kabupaten Jepara tahun 2009 adalah sebanyak 1.107.973 jiwa yang terdiri dari 557.576 laki-laki (50,32%) dan 550.397 perempuan (49,68%). Dengan jumlah penduduk terbanyak merupakan Kecamatan Tahunan (98.052 jiwa atau 8,85%) dan jumlah penduduk paling sedikit merupakan Kecamatan Karimunjawa (8.823 jiwa atau 0,80%). Sedangkan kepadatan penduduknya pada tahun 2009, Kabupaten Jepara mencapai 1.103 jiwa per km2. Penduduk terpadat berada di Kecamatan Jepara (3.136 jiwa per km2), sedangkan kepadatan terendah berada di Kecamatan Karimunjawa (124 jiwa per km2).



Menurut kelompok umur, sebagian besar penduduk Kabupaten Jepara termasuk dalam usia produktif (15-64 tahun) sebanyak 732.419 jiwa (66,10%) dan selebihnya usia non produktif atau berusia di bawah 15 tahun dan 65 tahun ke atas. Sedangkan besarnya angka ketergantungan (dependency ratio) Kabupaten Jepara adalah 512,76 yang berarti setiap 1.000 jiwa berusia produktif menanggung sebanyak 513 jiwa penduduk usia non produktif.

Selama tahun 2009 di Kabupaten Jepara terdapat 21.841 kelahiran. Kelahiran tertinggi terjadidi Kecamatan Tahunan yaitu sebanyak 1.978 kelahiran atau sekitar 9,25% dari total kelahiran di Kabupaten Jepara, sedangkan jumlah kelahiran terkecil terdapat di Kecamatan Karimunjawa yang hanya sebanyak 189 kelahiran atau 0,86% dari total kelahiran. Dilihat dari tingkat Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate - CBR) yang merupakan jumlah anak yang dilahirkan per 1.000 orang penduduk tercatat sebesar 19,71.

Program keluarga berencana (KB) aktif di Kabupaten Jepara selama tahun 2009 tercatat sebanyak 173.709 peserta. Peserta KB baru tercatat sebanyak 27.121 pesertanamun hal ini melampaui target pemerintah sebesar 26.253. Alat kontrasepsi yang digunakan sebagian besarpeserta KB aktif menggunakan suntik sebanyak 99.335 (57,18%), kemudianpil (21,73%), dan implant (9,50%).

  • SUMBERDAYA MANUSIA
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Jepara, banyaknya pencari kerja yang terdapat sampai dengan tahun 2009 sebanyak 23.859 orang, sebagian besar dari pencari kerja tersebut berpendidikan Sarjana Muda ke atas (59,46%), setingkat SLTA (37,26%) selebihnya (3,28%) berpendidikan setingkat SD dan SLTP. Tahun 2009 telah terjadi penyusutan kontribusi sektor industri. Penduduk Kabupaten Jepara berdasarkan lapangan usaha (sektor) dari data hasil Susenas 2009 sebagian besar berusaha atau pun bekerja di sektor Industri (39,59%) dan Pertanian (20,28%), selebihnya di sektor Pertambangan, Listrik, Konstruksi, Keuangan dan Jasa-jasa.

Program transmigrasi merupakan upaya untuk memperluas lapangan usaha dan kesempatan kerja. Selama tahun 2009 telah diberangkatkan sebanyak 15 KK dari empat kecamatan, yaitu Kecamatan Kedung 2 KK, Kecamatan Mayong 5 KK, Kecamatan Jepara 1 KK dan Kecamatan Donorojo 7 KK dengan tujuan Kabupaten Musi Banyu Asin, Sumatera Selatan.

  • SOSIAL BUDAYA


Potensi sosial budaya masyarakat Jepara  yang  mempunyai orientasi pengembangan  pada wilayah pantai cukup banyak.  Potensi  budaya  tearsebut  meliputi  kebijakan  pemerintah,  lokasi peninggalan sejarah yang sekaligus difungsikan sebagai cagar budaya, upacara tradisional  dengan nilai-nilai kebaharian yang dijasikan sebagai daya tarik wisatawan,  kerajinan  yang  berakar  pada budaya laut serta tempat-tempat  wisata  yang  dimungkinkan   sebagai  arena  dunia  fantasi  yang mempunyai lokasi di laut. Selain berasal dari laut, kesenian budaya di Jepara yang terkenal adalah seni ukirnya terutama ukiran bunga. Kerajinan ukir mebel khas Jepara ini tersebar merata hampir di seluruh kecamatan dengan ciri khas masing-masing. Pusat perdagangan seni ukir Jepara dengan motif bunga biasanya terdapat di daerah Ngabul, Senenan, Tahunan, Pekeng, Kalongan, dan Pemuda.

Hampir setiap perajin di daerah tersebut cukup ahli dalam membuat ukiran bunga pada mebel mereka. Mulai bunga sepatu, bunga matahari, bunga anggrek. Bahkan, bunga edelweis yang pengerjaannya sulit karena bentuknya kecil pun dapat dipesan dan dikerjakan dengan baik di wilayah ini.

Sejarah Jepara menunjukkan bahwa pada tahun 1470 Jepara merupakan kota pantai yang baru dihuni oleh 90-100 orang serta dipimpin oleh Aryo Timur. Dengan ketekunan, keuletan, ketabahan dan kegigihannya, Aryo Timur berhasil mengembangkan kota pantai kecil yang dikelilingi benteng berupa kayu dan bambu ini, menjadi sebuah bandar yang cukup besar. Di Kabupaten Jepara saat ini terdapat empat situs bersejarah. Kebesaran Kabupaten Jepara pada masa lalu serta potensi sosial budaya dan ekonomi yang dimiliki, saat ini dihadapkan pada perubahan yang dinamis dalam konteks globalisasi pada satu sisi, dan kecenderungan menguatnya semangat otonomi daerah pada sisi yang lain, menuntut adanya paradigma pembangunan yang adaptatif terhadap dua kutub kecenderungan tersebut sebagai upaya  untuk menempatkan Kabupaten Jepara tetap menjadi Kabupaten yang terkemuka. Terkait hal tersebut berikut akan diuraikan kondisi sosial budaya daerah, antara lain pada aspek pendidikan,  kesehatan, agama, kesejahteraan sosial, pariwisata, kebudayaan dan Indeks Pembangunan Manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar